POTRET KEHIDUPAN : ... DEMI SEBUAH PENDIDIKAN MEREKA MENANTANG MAUT ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Bisa dibayangkan, betapa tingginya
harapan mereka terhadap pendidikan dinegri ini. Apakah mereka sedang
outbond training ? bukan ini adalah jembatan yang tinggal menyisakan
kabel-kabel kecil untuk bergelantungan dan meniti, berani-sangat berani
sekali mereka.
Tidak nampak ada iming -iming hadiah untuk
keberanian mereka ini seperti layaknya dalam kuis keberanian, tapi nyawa
menjadi taruhan.
Ironi dalam
sebuah negri, keberanian dan kejujuran anak-anak ini seolah ingin
menampar para petinggi negri ini yang masih disibukkan untuk mengamankan
posisi politik, sudah ada yang jadi tersangka saja ngak ada sanksi
bahkan pemecatan dari partai yang katanya anti korupsi.
Bahkan
presiden pun bingung, ngurusin rakyat apa ngurusin partainya. Bisa jadi
kematian yang disebabkan kelalaian pemerintah ini jauh lebih banyak
dibandingkan oleh ledakan bom teroris.
Bayangkan saja tiap
hari ada saja korban kecelakaan karena jalan berlobang, jembatan ambruk,
pesawat jatuh dan banyak lagi. Belum lagi mereka yang kelaparan ataupun
sakit yang tidak tertangani.
Mau sampai kapan anak-anak ini
dikorbankan ? menjadi tumbal kerakusan pihak dan oknum yang lupa
tanggung jawabnya. Saya membayangkan, jika anak-anak ini datang ke Lurah
mereka atau ke Camat Mereka atau Bupati Mereka atau Gubernur mereka
atau Presiden mereka, "sederhana saja pertanyaanya .. apakah bapak atau
ibu yang terhormat masih mampu memimpin kami, rakyat Indonesia ?"
Apakah mereka sendirian meniti jembatan ? apakah cuma ada di daerah
mereka, maaf teman-teman kecilku, ada banyak temanmu di belahan negri
ini yang bernasib serupa denganmu.
Bagi kita apa yang bisa kita
lakukan ? jika kita menjumpai kondisi ini dan kita berada di daerah
terdekat, lakukanlah langkah nyata, hubungi pemerintah setempat jika
belum bergeming tulislah dan undanglah wartawan , kemudian buat alur
donasi dan sumbangan dari kawan-kawan kita, suarakan di jejaring sosial.
Hubungi yang konsern dengan hal-hal ini terutama lembaga-lembaga amil
zakat.
Lakukan yang terbaik yang kita mampu, yakinkan pada
anak-anak ini dan anak-anak lain yang senasib, bahwa pendidikan sangat
penting bagi mereka dan kita bersama-sama akan terus membersamai dengan
usaha terbaik kita.
Keterangan Gambar : ... Murid SD Negeri
Cicaringin 3, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten meniti kawat baja
menyeberang Sungai Ciliman saat berangkat ke sekolah, Rabu (18/5/2011).
Lambannya pemerintah membangun infrastruktur membuat mereka harus rela
berjalan kaki sejauh enam kilometer pergi pulang untuk mencapai sekolah
dan berisiko terjatuh ke sungai.
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik
'bagikan'/'share' dan undang temen2mu gabung dg klik ‘Invite Your
Friends’
POTRET KEHIDUPAN : ... DEMI SEBUAH PENDIDIKAN MEREKA MENANTANG MAUT ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Bisa dibayangkan, betapa tingginya harapan mereka terhadap pendidikan dinegri ini. Apakah mereka sedang outbond training ? bukan ini adalah jembatan yang tinggal menyisakan kabel-kabel kecil untuk bergelantungan dan meniti, berani-sangat berani sekali mereka.
Tidak nampak ada iming -iming hadiah untuk keberanian mereka ini seperti layaknya dalam kuis keberanian, tapi nyawa menjadi taruhan.
Ironi dalam sebuah negri, keberanian dan kejujuran anak-anak ini seolah ingin menampar para petinggi negri ini yang masih disibukkan untuk mengamankan posisi politik, sudah ada yang jadi tersangka saja ngak ada sanksi bahkan pemecatan dari partai yang katanya anti korupsi.
Bahkan presiden pun bingung, ngurusin rakyat apa ngurusin partainya. Bisa jadi kematian yang disebabkan kelalaian pemerintah ini jauh lebih banyak dibandingkan oleh ledakan bom teroris.
Bayangkan saja tiap hari ada saja korban kecelakaan karena jalan berlobang, jembatan ambruk, pesawat jatuh dan banyak lagi. Belum lagi mereka yang kelaparan ataupun sakit yang tidak tertangani.
Mau sampai kapan anak-anak ini dikorbankan ? menjadi tumbal kerakusan pihak dan oknum yang lupa tanggung jawabnya. Saya membayangkan, jika anak-anak ini datang ke Lurah mereka atau ke Camat Mereka atau Bupati Mereka atau Gubernur mereka atau Presiden mereka, "sederhana saja pertanyaanya .. apakah bapak atau ibu yang terhormat masih mampu memimpin kami, rakyat Indonesia ?"
Apakah mereka sendirian meniti jembatan ? apakah cuma ada di daerah mereka, maaf teman-teman kecilku, ada banyak temanmu di belahan negri ini yang bernasib serupa denganmu.
Bagi kita apa yang bisa kita lakukan ? jika kita menjumpai kondisi ini dan kita berada di daerah terdekat, lakukanlah langkah nyata, hubungi pemerintah setempat jika belum bergeming tulislah dan undanglah wartawan , kemudian buat alur donasi dan sumbangan dari kawan-kawan kita, suarakan di jejaring sosial. Hubungi yang konsern dengan hal-hal ini terutama lembaga-lembaga amil zakat.
Lakukan yang terbaik yang kita mampu, yakinkan pada anak-anak ini dan anak-anak lain yang senasib, bahwa pendidikan sangat penting bagi mereka dan kita bersama-sama akan terus membersamai dengan usaha terbaik kita.
Keterangan Gambar : ... Murid SD Negeri Cicaringin 3, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten meniti kawat baja menyeberang Sungai Ciliman saat berangkat ke sekolah, Rabu (18/5/2011). Lambannya pemerintah membangun infrastruktur membuat mereka harus rela berjalan kaki sejauh enam kilometer pergi pulang untuk mencapai sekolah dan berisiko terjatuh ke sungai.
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik 'bagikan'/'share' dan undang temen2mu gabung dg klik ‘Invite Your Friends’
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Bisa dibayangkan, betapa tingginya harapan mereka terhadap pendidikan dinegri ini. Apakah mereka sedang outbond training ? bukan ini adalah jembatan yang tinggal menyisakan kabel-kabel kecil untuk bergelantungan dan meniti, berani-sangat berani sekali mereka.
Tidak nampak ada iming -iming hadiah untuk keberanian mereka ini seperti layaknya dalam kuis keberanian, tapi nyawa menjadi taruhan.
Ironi dalam sebuah negri, keberanian dan kejujuran anak-anak ini seolah ingin menampar para petinggi negri ini yang masih disibukkan untuk mengamankan posisi politik, sudah ada yang jadi tersangka saja ngak ada sanksi bahkan pemecatan dari partai yang katanya anti korupsi.
Bahkan presiden pun bingung, ngurusin rakyat apa ngurusin partainya. Bisa jadi kematian yang disebabkan kelalaian pemerintah ini jauh lebih banyak dibandingkan oleh ledakan bom teroris.
Bayangkan saja tiap hari ada saja korban kecelakaan karena jalan berlobang, jembatan ambruk, pesawat jatuh dan banyak lagi. Belum lagi mereka yang kelaparan ataupun sakit yang tidak tertangani.
Mau sampai kapan anak-anak ini dikorbankan ? menjadi tumbal kerakusan pihak dan oknum yang lupa tanggung jawabnya. Saya membayangkan, jika anak-anak ini datang ke Lurah mereka atau ke Camat Mereka atau Bupati Mereka atau Gubernur mereka atau Presiden mereka, "sederhana saja pertanyaanya .. apakah bapak atau ibu yang terhormat masih mampu memimpin kami, rakyat Indonesia ?"
Apakah mereka sendirian meniti jembatan ? apakah cuma ada di daerah mereka, maaf teman-teman kecilku, ada banyak temanmu di belahan negri ini yang bernasib serupa denganmu.
Bagi kita apa yang bisa kita lakukan ? jika kita menjumpai kondisi ini dan kita berada di daerah terdekat, lakukanlah langkah nyata, hubungi pemerintah setempat jika belum bergeming tulislah dan undanglah wartawan , kemudian buat alur donasi dan sumbangan dari kawan-kawan kita, suarakan di jejaring sosial. Hubungi yang konsern dengan hal-hal ini terutama lembaga-lembaga amil zakat.
Lakukan yang terbaik yang kita mampu, yakinkan pada anak-anak ini dan anak-anak lain yang senasib, bahwa pendidikan sangat penting bagi mereka dan kita bersama-sama akan terus membersamai dengan usaha terbaik kita.
Keterangan Gambar : ... Murid SD Negeri Cicaringin 3, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten meniti kawat baja menyeberang Sungai Ciliman saat berangkat ke sekolah, Rabu (18/5/2011). Lambannya pemerintah membangun infrastruktur membuat mereka harus rela berjalan kaki sejauh enam kilometer pergi pulang untuk mencapai sekolah dan berisiko terjatuh ke sungai.
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Bagikan tausiyah ini kepada teman-temanmu dengan meng-klik 'bagikan'/'share' dan undang temen2mu gabung dg klik ‘Invite Your Friends’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar