Jumat, 24 Mei 2013

Achmad Syafi’i, anak seorang pembantu rumah tangga sekaligus siswa SMK Negeri I Tuban jurusan Teknik Komputer mendapat nilai tertinggi se-Jawa Timur

Achmad Syafi’i, anak seorang pembantu rumah tangga sekaligus siswa SMK Negeri I Tuban jurusan Teknik Komputer mendapat nilai tertinggi se-Jawa Timur, yakni 38,20. Demikian diberitakan Detik Surabaya.

Prestasi itu tidak dicapai Achmad Syafi’i secara instan dan mudah. Anak pertama pasangan Pujianto (45) dan Masriati (39), warga Jalan Mojopahit No 28A ini mengaku kalau selalu belajar di luar kebiasaan.

Meski Anak Pembantu, Siswa Ini Raih Nilai UN Tertinggi di JatimRemaja yang akrab disapa Achmad ini menceritakan, Ia tiap hari bangun sebelum pukul 05.00 WIB. Aktivitas pertama yang dikerjakan yaitu ambil air wudhu, lalu sholat subuh. Setelah itu dilanjutkan dengan membuka buku pelajaran sekolah untuk mengingat kembali materi yang kemarin diajarkan guru.

Selanjutnya Achmad mandi dan berangkat ke sekolah. Pulang sekolah ternyata juga bukan waktu bermain, Ia mengikuti bimbingan belajar secara gratis beasiswa dari PT Semen Indonesia.



“Waktu mainnya ya kurang, soalnya saya tiba di rumah pukul lima sore bahkan seringkali lebih,” katanya kepada wartawan, Jumat (25/5/2013).

Selama di rumah, Achmad juga tak menggunakan waktunya sia-sia. Ia lebih memilih membaca buku atau mengerjakan tugas sekolah. Prestasi ini sangat pantas diraih Achmad yang tekun belajar. Namun siapa sangka, dibalik prestasi yang diraihnya, Achmad ternyata sekolah dengan bekal surat keterangan tidak mampu. Orang tuanya hidup secara pas-pasan.

Pujianto, Ayah Achmad sudah tidak mampu lagi bekerja. Kaki kanannya lumpuh setelah mengalami kecelakaan kerja di sebuah proyek bangunan beberapa tahun lalu. Sementara sang ibu hanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga lepas yang gajinya tak seberapa.

“Untuk menghidupi keluarga, kami mendapat sokongan dari kerabat dan tetangga. Permintaan Achmad untuk dibelikan laptop juga belum bisa dikabulkan karena saya tak punya uang,” papar Pujianto lirih.

“Sejak kelas dua, Achmad ini sudah tidak bayar sekolah. Kami tak mampu membiayainya dan atas saran sekolah kami lantas mengirim surat tidak mampu dari sekolahan,” sambungnya.

Membahas masa depan, Achmad tak memiliki target tinggi karena memang terbentur biaya. Harapan satu-satunya yaitu beasiswa yang telah diajukannya ke 2 perusahaan semen yaitu PT Holcim Indonesia dan PT Semen Indonesia di Tuban.

Menurut Achmad, saat ini proses proposal beasiswanya sudah sampai tahap akhir dan tinggal menunggu pengumumannya saja. “Saya berdoa semoga saya bisa diterima salah satunya, karena untuk kuliah seperti anak lainnya keluarga saya tak mampu,” harapnya.

Jawa Timur Raih Peringkat Tertinggi

Sementara itu, Antara memberitakan sepuluh dari 38 daerah (kabupaten/kota) di Jawa Timur dinyatakan lulus Ujian Nasional (UN) 2013 tingkat SMA/MA/SMK 100 persen, bahkan Jatim juga menjadi provinsi dengan peringkat pertama tingkat kelulusan UN yang tertinggi se-Indonesia.

“Walaupun UN 2013 memiliki 20 jenis paket soal UN, tapi tingkat kelulusan di Jatim mencapai 99,9 persen untuk SMA/MA dan 99,77 persen untuk SMK, bahkan ada sepuluh daerah yang lulus 100 persen,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr H Harun MSi di Surabaya, Kamis.

Ia menjelaskan sepuluh daerah dengan tingkat kelulusan 100 persen adalah Lamongan, Batu, Kota Mojokerto, Kota Blitar, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Tulungagung, Kota Pasuruan, Kabupaten Malang, dan Banyuwangi.

“Secara keseluruhan, peserta UN 2013 di Jatim mencapai 220.740 siswa SMA dan MA dengan 154 siswa yang tidak lulus, sehingga tingkat kelulusan rata-rata mencapai 99,93 persen dan siswa tidak lulus hanya 0,070 persen,” katanya.

Untuk UN tingkat SMK di Jatim tercatat 176.633 peserta dengan 408 peserta yang tidak lulus, sehingga tingkat kelulusan mencapai 99,77 persen dan siswa tidak lulus mencapai 0,23 persen.

Di sela-sela pertemuan dengan kepala dinas pendidikan se-Jatim tentang pengumuman tingkat kelulusan UN 2013 untuk SMA/MA/SMK, ia menjelaskan daerah lain juga hanya memiliki 3-24 siswa yang tidak lulus.

“Itu pun belum tentu dia ikut ujian dan tidak lulus, karena mungkin saja namanya sudah tercatat sebagai peserta UN, tapi dia pindah sekolah, menikah, sakit, dan alasan lainnya, sehingga ada yang ikut UN di tempat lain atau ikut Kejar Paket,” katanya.

Menurut dia, sukses Jatim itu karena sinergi yang baik antara Disdik Jatim, Kemenag Jatim, Polda Jatim, dan para rektor di Jatim yang menjadi pengawas.

“Kami bangga, karena sinergi berjalan baik, termasuk peran percetakan di Jatim yang baik juga mendukung keberhasilan itu, sebab kalau kacau tentu akan berpengaruh,” katanya.

Tidak ada komentar:

Stocks of herbal drink wedang uwuh / wedang larahan are again available ........ The blend consists of: Dried ginger, secang bark, cinnamo...